Refleksi 13 Tahun Forkomkasi: Degradasi Nilai Hingga Public Distrust
April, 2024
Gambar: Logo Forkomkasi
Oleh: Maulana Ishak
(Ketua Umum Forkomkasi Sulsel dan Gorontalo)
Tepat pada 30 Maret 2024 merupakan momentum yang tepat untuk kembali me-refleksi kiprah Forkomkasi. Kilas balik 13 tahun yang lalu pada 30 Maret 2011 di Depok, Jawa Barat berkumpul mahasiswa kesejahteraan sosial dari berbagai pelosok negeri membawa ambisi dan gagasan dalam memperjuangkan pembentukan sebuah organisasi yang dapat menghimpun seluruh mahasiswa kesejahteraan sosial seluruh Indonesia.
Terhimpun dalam balutan agenda Kongres pertama mahasiswa kesejahteraan sosial Indonesia, mereka berembuk meramu dan merumuskan gagasan yang besar dan menjadi cikal bakal didirikannya sebuah organisasi yang bernama Forum Komunikasi Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Indonesia atau lebih akrab disebut dengan nama Forkomkasi.
Gambar: Kongres Pertama Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Indonesia pada tanggal 30 Maret 2011, di Graha Insan Cita Depok, Jawa Barat
Organisasi ini didirikan berorientasi untuk menjadi wadah yang menghimpun seluruh mahasiswa kesejahteraan sosial/pekerjaan sosial Indonesia, sebagai media advokasi, komunikatif, sinergis, Informatif, dan ruang pengembangan kepemimpinan dan kepoloporan. Hal demikian menjadikan Forkomkasi memiliki peran yang sangat sentral terhadap keberlangsungan perkembangan kompetensi anggotanya.
Degradasi dan Krisis Nilai
Menjadi dambaan dan harapan para penggagasnya, Forkomkasi hari ini kian mengalami degradasi nilai, minimnya semangat persatuan, progresivitas, dan inovasi pada sistem kerja kian mengikis eksistensi dan esensi organisasi. Sistem yang amburadul dan egosentrisme menjadi catatan kelam dalam perjalanan organisasi ini, spirit perjuangan dan kekeluargaan tidak lagi tercermin dalam dinamika organisasi. Tenggelamnya semangat persatuan menjadi aspek paling fundamental terhadap krisis sistem organisasi hari ini.
Apatisme dan keangkuhan menjadi problem yang awet dan tak terselesaikan, skema persatuan dalam bingkai kekeluargaan organisasi tidak dapat mengikis masalah dan merangsang perubahan kondisi internal Forkomkasi. Larut dan bertahan dalam kondisi problematik, Forkomkasi mengalami public distrust berakibat pada berantakannya kordinasi dan mandeg dalam berinovasi terhadap upaya penyelesaian konflik.
Berdasarkan kondisi yang terjadi siapa yang harus disalahkan? Atau siapa yang paling bertanggungjawab atas kondisi yang terjadi?
Lalu muncul sebuah pertanyaan lagi, apabila pihak yang disalahkan sudah ber-ikhtiar dalam upaya penyelesaian masalah, bagaimana tindakan atau sikap KITA sebagai satu kesatuan yang berada dalam sistem ini? Apakah ikut terlibat dan berjibaku dalam penyelesaian atau tetap kukuh pada prinsip apatis penuh keangkuhan? Sebuah ironi..
Gambar: Kongres Keenam Forkomkasi pada tanggal 03-05 November 2022, di Villa Holanda, Kota Batu Malang, Jawa Timur
Konstruktif atau Destruktif?
Dinamika pasang surut dalam sebuah organisasi merupakan hal yang lumrah, pada hakikatnya konflik atau problem yang terjadi bersifat konstruktif dan destruktif. Dosa dan kegagalan generasi hari ini harus diperbaiki melalui gerakan konstruktif yang sistematis, akurat, militan, dan massif, menanggalkan ego sektoral dan arogansi kelompok merupakan hal yang wajib dan mesti dilakukan.
Sikap apatis, egoisme, arogansi, dan keserakahan mesti di musnahkan dalam organisasi, salah satu bentuk pemikiran dangkal dan penghianatan terhadap organisasi adalah dengan mempertahankan sikap tercela dan hina tersebut. Sebagai kaum yang terpelajar, tulisan ini tidak bermaksud untuk menghakimi, namun menjadi cengkeraman yang sangat sarkas untuk segera dilakukan restrukturisasi sistem organisasi.
Bangkit dari keterpurukan merupakan harga yang tidak bisa ditawar, meramu kembali keharmonisan organisasi melalui inovasi yang berbasis pada kolektivitas dan kolaborasi. Spirit perjuangan para penggagas Forkomkasi mesti di-internalisasi oleh generasi hari ini, satu-satunya cara adalah dengan cara kembali pada jalur esensi organisasi agar terwujud kembali keberfungsian organisasi.
Tidak ada momen terbaik untuk berbenah selain hari ini, bangkit bersama sekarang atau hancur lebur dalam dekapan waktu yang kelam nan suram?
Gambar: Perayaan Ceremonial Anniversary 13 Tahun Forkomkasi pada tanggal 30 Maret 2024, di Aula Sentra Kemensos RI Wirajaya Makassar