Mei, 2025
Kunjungan ke salah satu rumah masyarakat yang ada di Dusun Bara, Sabtu (17/05/2025) | Foto: Istimewa
Makassar, Forkomkasicandaradimuka.COM – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Kesejahteraan Sosial (KESS0S) Berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) sukses laksanakan kunjungan pertama Aksi Mahasiswa Peduli Rakyat (AMPERA) berlangsung dari tanggal 16-18 Mei 2025 di Dusun Bara, Desa Bonto Somba, Kec. Tompo Bulu, Kab. Maros, Sulawesi Selatan. Senin (19/05/2025).
AMPERA merupakan kegiatan pengabdian masyarakat yang berbasis pada pemberdayaan Masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan suatu daerah, sejalan dengan wujud nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu penelitian, pengajaran, dan pengabdian kepada masyarakat.
Pada kunjungan pertama, berfokus pada pemetaan sosial (Social Mapping). Social mapping merupakan proses pengumpulan dan analisis data untuk memahami struktur sosial, kondisi masyarakat, hubungan antar kelompok, serta potensi dan permasalahan yang ada dalam suatu wilayah atau komunitas. Tujuan utamanya adalah untuk mengenali kondisi sosial secara menyeluruh, sehingga program atau intervensi sosial yang direncanakan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan (LITBANG) HMPS KESSOS, Nur Aslan, menggambarkan kondisi akses perjalanan menuju kesana hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki kurang lebih selama 1 sampai 2 jam untuk sampai ke dusun tersebut.
“dusun bara termasuk wilayah yang sangat terpencil dan perlu mendapatkan perhatian lebih, jarak dari Makassar ke Dusun tersebut sekitar 30-40 kilometer, jadi teman-teman itu simpan kendaraannya di salah satu rumah warga yang ada di perbatasan dusun”. Ujarnya
Sementara itu, Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan (LITBANG) HMJ PMI, Tri Ananda, memaparkan salah satu bentuk permasalahan yang ada di dusun tersebut.
“Dari hasil kunjungan yang saya lakukan bersama teman teman, banyak dari anak anak disana yang sudah putus sekolah di sebabkan oleh keterbatasan akses yang tidak mendukung dan infrastruktur yang masih kurang layak contoh nya seperti bangunan sekolah yang tidak ada sehingga mereka terpaksa belajar di bawah kolong rumah bekas kandang ayam”. Jelasnya
Pelaksanaan AMPERA rencananya akan dilaksanakan sebanyak 3 kali kunjungan dengan berbagi bentuk program berbeda yang akan diturunkan sesuai dengan fokus serta data yang di peroleh pada kunjungan pertama.