Gelar Capacity Building Forkomkasi Gagas Kelas Bahasa Isyarat: Mengenal Mereka Lebih Baik.
Juni, 2025
Foto bersama Capacity Building : Sign Language di Leatcure Theater (LT) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin Makassar, Selasa (08/07/2025). | Foto: Istimewa
Gowa, Forkomkasicandradimuka.com – Forum Komunikasi Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Indonesia (FORKOMKASI) Regional Sulawesi Selatan dan Gorontalo menggelar kegiatan Capacity Building bertajuk “Sign of Language: Get to Know Them Better”, yang berlangsung di Lecture Theatre (LT) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Selasa (08/07/2025).
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, yakni Ketua Umum Sign Language Special Education PKh UNM, Andi Tenri Sapada, dan Fasilitator Forum Anak, Sarmila, S.Sos. Acara Capacity Building dibuka secara resmi oleh Dewan Pembina FORKOMKASI Regional Sulawesi Selatan dan Gorontalo, Alamsyah, S.ST., S.Psi., MSW.
Ketua Umum FORKOMKASI Regional Sulsel dan Gorontalo, Muh Afif Al-Gazali Alqaf, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemampuan komunikasi inklusif, khususnya dalam memahami cara berkomunikasi teman-teman penyandang disabilitas, serta mendorong pemenuhan hak-hak hidup bagi semua kalangan.
“Kesejahteraan sosial memiliki 26 kategori Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) sebagai objek kajian, dan salah satu poin pentingnya adalah penyandang disabilitas tuli. Makanya kegiatan ini dihadirkan sebagai bentuk kepedulian dan upaya menciptakan kesetaraan bagi mereka,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Alamsyah menegaskan bahwa pelatihan ini tidak hanya menjadi ruang pemahaman teknis tentang bahasa isyarat, tetapi juga menumbuhkan rasa peduli dan empati terhadap penyandang disabilitas, khususnya teman-teman tuli.
“Perlu bagi kita untuk menghargai keberagaman yang ada,” jelasnya. Ia juga berharap kemampuan berbahasa isyarat yang diperoleh dari pelatihan ini dapat diterapkan secara nyata dalam interaksi sehari-hari. “Bahasa isyarat bukan sekadar keterampilan tambahan, tetapi bagian dari cara kita membangun komunikasi yang lebih baik dengan mereka,” harapnya.
Ketua Umum Himpunan Program Studi Kesejahteraan Sosial, Dwi Andika Saputra, turut menambahkan pentingnya sinergi dalam menciptakan ruang belajar yang berkelanjutan mengenai isu penyandang disabilitas tuli.
“Materi ini masih tergolong jarang menjadi topik pembahasan, khususnya di kalangan mahasiswa kesejahteraan sosial,” ucapnya.
Kegiatan ini menjadi wadah pelatihan yang memberikan pemahaman dasar dan keterampilan praktis dalam penggunaan bahasa isyarat sehari-hari. Para peserta belajar mengenali alfabet isyarat, perkenalan diri, serta mengikuti simulasi komunikasi bersama narasumber dari komunitas tuli. Pelatihan dipandu langsung oleh instruktur profesional dari Sign Language Special Education PKh UNM, menjadikan pengalaman ini berkesan dan bermakna bagi para peserta.
Penulis : Ulita Reski
Editor : Eneng Dena Mardiana