Sosial Walfare Room Edisi Kedua Forkomkasi, Bahas Metodologi Assesmen Pekerja Sosial
Oktober, 2023
Foto bersama Social Walfare Room edisi kedua di Leatcure Theater (LT) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin Makassar, Kamis (26/10/2023). | Foto: Istimewa
Gowa, Forkomkasicandradimuka.com - Forum Komunikasi Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Indonesia (FORKOMKASI) Regional Sulawesi Selatan dan Gorontalo melaksanakan kegiatan Social Welfare Room edisi kedua, di Laecture Theater (LT) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin Makassar, Kamis (26/10/2023).
Kegiatan ini mengangkat materi “Metodologi Assesmen Pekerja Sosial” dan menghadirkan narasumber dari Penyuluh Sosial Ahli Muda Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan, Alamsyah, S.ST., S.Psi., MSW.
Social Welfare Room kali ini merupakan edisi kedua setelah sebelumnya membahas “Knowledge Of Social Walfare”.
Narasumber, Alamsyah dalam penyampaian materinya menjelaskan esensi dari profesi pekerja sosial adalah membantu orang.
“Profesi pekerja sosial merupakan profesi kemanusiaan, dimana tugasnya sebagai mediator dan fasilitator dalam menyelesaikan masalah kesejahteraan sosial. Pekerja sosial menjadi orang terdepan yang membantu dan menyelesaikan masalah klien pemerlu kesejahteraan sosial” ujarnya.
Ia juga menambahkan, untuk menjadi pekerja sosial yang profesional tentu diperlukan pengetahuan dan skill dalam melakukan pendampingan kepada klien.
"Assesmen merupakan sebuah metode dalam melakukan intervensi kepada klien pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial, seorang pekerja sosial dituntut untuk paham terkait teknik assesmen dan dibutuhkan skill yang cukup untuk melakukan pendampingan, tambahnya.
Salah satu peserta, Fitri Handayani, mengaku kegiatan yang dilaksanakan Forkomkasi ini sangat bermanfaat bagi Mahasiswa Kesejahteraan Sosial.
“Kegiatan yang dilaksanakan oleh Forkomkasi ini sangat bermanfaat bagi kami mahasiswa. Karena membahas persiapan kita sebagai mahasiswa Kessos yang nantinya menjadi pekerja social. Seorang Peksos bukan hanya seorang penolong saja tetapi peksos juga harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan sertifikasi,” ucap Unggu’ sapaan akrabnya.
Penulis: Fitriani Syahrir
Editor: Ita Lestari